Mahasiswa Baru Hukum Tata Negara Protes PAMP, Himaprodi Turut Hadirkan Sekprodi dalam Pertemuan

Pertemuan Mahasiswa Baru dengan Sekprodi Terkait Protes PAMP yang diselenggarakan oleh Himaprodi HTN | Foto: LPM Arrisalah

Arrisalah— Selasa, (15/11/22) bertepat di Lt. 4 Gedung A Fakultas Syariah dan Hukum UINSA, terjadi dialog panjang perihal mahasiswa baru prodi Hukum Tata Negara (HTN) yang memprotes penyelenggaraan Pengenalan Akademik Mahasiswa Prodi (PAMP). PAMP atau lebih akrab disebut Ospek Jurusan (Osjur) ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) HTN. Pertemuan ini dihadiri oleh pihak panitia penyelenggara dari OC maupun SC, Sekretaris Prodi (Sekprodi), dan perwakilan mahasiswa angkatan 22 prodi HTN dari setiap kelas.

Pertemuan ini dimulai sekitar pukul 15.40 WIB. Diawali dengan pembukaan dari Sekprodi HTN, kemudian setelahnya disusul dengan pertanyaan-pertanyaan maba terkait dengan PAMP. Maba HTN ini mulanya memprotes terkait HTM yang dipatok di PAMP ini dinilai begitu mahal, mereka berasumsi tidak semua mahasiswa mampu untuk membayarnya. Serta, urgensi dari PAMP ini apakah wajib bagi setiap mahasiswa baru untuk mengikutinya?  

"Osjur itu saya tidak mewajibkan, tapi saya menghimbau kalian ikut semua. Saya tidak mewajibkan kalian, karena memang itu tidak ada ketentuannya, tetapi saya menghimbau supaya kalian kompak," tutur Achmad Safiudin, selaku Sekprodi HTN. 

Sekprodi menekankan, bahwa memang sifatnya tidak wajib namun tetap dihimbau pada mahasiswa baru untuk mengikuti PAMP karena untuk merekatkan solidaritas angkatan supaya lebih erat. Pun, Osjur ini telah menjadi tradisi turun temurun yang dulu sempat ditiadakan selama satu periode pada masa pandemi Covid-19. 

"Entah ada yang mungkin ada yang keberatan masalah HTM, monggo diselesaikan bersama," ujar Sekprodi membuka ruang diskusi antara Maba dengan panitia penyelenggara PAMP HTN.

Terjadi saling tawar menawar di dalamnya. Maba HTN 22 juga memaparkan keresahan mereka terkait pertanyaan perihal legalitas dari PAMP, transparansi Rencana Anggaran Biaya (RAB), serta mekanisme PAMP itu sendiri. 

"Kalau aku, acara ini tuh setuju tapi kan dari anggarannya ituloh Mbak, mungkin emang banyak yang terlalu boros," ujar N selaku mahasiswi HTN angkatan 22 ketika diwawancarai oleh salah satu jurnalis Arrisalah. 

"Ngga semua ekonomi orang itu bisa mampu buat bayar HTM itu lho," tambah N dalam pernyataannya. (Caca)

0 Komentar