Arrisalah Newsroom. Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK)
resmi ditutup pada Jumat (31/8). Di hari keempat pelaksanaan PBAK ini
terlihat antusiasme peserta yang meningkat daripada hari-hari
sebelumnya. Serangkaian acara digelar panitia guna memeriahkan penutupan
orientasi Calon Mahasiswa Baru (Camaba) tersebut. diantaranya yakni tur
lapangan untuk mengetahui apa saja yang ada di UIN Sunan Ampel (UINSA)
Surabaya hingga closing ceremony yang digelar serentak di Gedung Sport Center.
Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh Dinar, salah satu Camaba
prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES) “kegiatannya sangat menyenangkan,
karna hari ini materinya cuma satu, jadi nggak bosen. Ditambah lagi
dapat banyak teman baru” ujarnya.
Ribuan peserta memadati Sport Center. Gedung serbaguna
kebanggaan UINSA tersebut nampak penuh sesak dipadati Camaba dari
seluruh Fakultas. Bahkan Gedung yang biasa digunakan untuk acara wisuda
dan event olahraga tersebut nampak overload sehingga ada ratusan Camaba yang harus duduk di serambi depan Gedung
Selain dihadiri oleh Rektor UINSA beserta jajarannya, acara tersebut
juga turut dihadiri oleh KH. D. Zawawi Imran, seorang penyair terkenal
yang juga merupakan tokoh pemuka agama asal Sumenep Madura.
Dalam penyampaiannya, Beliau yang ditunjuk sebagai pembicara utama
dalam acara penutupan tersebut menekankan pentingnya menjaga persatuan
serta kesatuan bangsa sebagai wujud cinta tanah air, .“Tanah Air adalah
sajadah, tempat kita bersujud kepada Allah. Maka harus kita jaga
baik-baik anugerah Allah tersebut” tutur beliau.
Penyampaian beliau ditutup dengan pembacaan Puisi yang berjudul
“Ibu”.Puisi tersebut merupakan karya monumental penyair yang dijuluki
“Si Celurit Emas” tersebut. Puisi tersebut juga banyak mendapat
penghargaan dan masih sering dibacakan dalam tiap acara hingga saat ini.
Selain itu, acara tersebut juga diisi dengan penandatangana deklarasi
kampus bersih Narkoba. Selanjutnya acara ditutup dengan pengukuhan
Mahasiswa Baru yang diwakili oleh Mahasiswa Baru dari masing-masing
Fakultas oleh Wakil Rektor III, Ali Ma’sum.
Namun acara yang sedianya berlangsung kondusif tersebut sesaat
setelah Warek III mengukuhkan Maba menjadi kurang kondusif. Ribuan
Camaba yang memadati Gedung Sport Center serentak meneriakkan
yel-yel penolakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang mahal. Selain itu
terlihat spanduk berukuran besar di tribun selatan Sport Center yang bertuliskan penolakan UKT mahal yang dibentangkan oleh para Camaba.
Melihat situasi yang tidak kondusif tersebut kemudian panitia
berusaha menenangkan keadaan agar lebih kondusif. Jajaran Rektorat dan
panitia yang berada diatas panggung berusaha menenangkan dengan mengajak
seluruh hadirin membaca sholawat untuk menenangkan situasi.
Perlahan situasi menjadi kondusif dan para hadirin, baik dari panitia
maupun Camaba serentak bersholawat untuk menenangkan situasi. Namun tak
lama kemudian situasi kembali tidak kondusif karena Camaba dari tribun
atas kembali meneriakkan yel-yel penolakan kenaikan UKT.
Acara pun kemudian ditutup dan masing-masing Camaba dimohon keluar dengan tertib dari Gedung Sport Center.
Kendati panitia telah menghimbau agar para Camaba tidak melakukan aksi
serupa selepas upacara penutupan, namun ratusan Camaba tetap bersikukuh
melakukan aksi dengan berdemonstrasi menyampaikan aspirasi di depan
Gedung Rektorat. (ela/khs)
0 Komentar