Komunitas Anak Muda Ajak Kawal Demokrasi Dalam Nobar Film "Pesta Oligarki" Karya Watchdoc

Nobar Film Persta Oligarki di Lodji Besar, Surabaya | Foto: Dokumentasi Arrisalah
Nobar Film Persta Oligarki di Lodji Besar, Surabaya | Foto: Dokumentasi Arrisalah
Arrisalah—  Mendekati acara puncak pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada serangkaian acara pemilihan umum 2024, Lembaga Pers Mahasiswa Arrisalah berkolaborasi dengan Lika-likur, Green Nursing Corps Universitas Airlangga, Jenggala Buku, dan Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Hukum UINSA mengadakan Nonton Bareng (Nobar) film berjudul "Pesta Oligarki" karya Watchdoc Documentary.  Tidak hanya Nobar film, dibuka juga galang dana yang diperuntukkan bagi penyintas gempa Bandung. Kegiatan ini berlangsung di Lodji Besar, Jl. Makam   No.46, Peneleh, Kec. Genteng, Surabaya, Jawa Timur pada Kamis, (17/10/24). 

Acara dimulai pada pukul 20.00 hingga 23.00 WIB dibuka untuk umum tanpa dipungut biaya. Kegiatan diawali dengan Nobar yang kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama Rudireading sebagai moderator dan Dhamar Gautama yang menjadi pemantik pada diskusi. 

Ken Zidny, Ketua HMP Hukum UINSA, dalam sesi diskusi menyampaikan alasan Oligarki bisa bertahan hingga kini karena adanya faktor legitimasi agama yang kuat di Indonesia.

"Tidak bisa dipungkiri, agama bisa menjadi target lunak yang bisa ditunggangi bagi para elit politik. Parpol kerap menyasar kalangan santri yang punya kepatuhan tinggi terhadap perintah kyai," ujar Ken di forum diskusi.

Film dokumenter karya Watchdoc ini memperlihatkan bagaimana pagelaran pemilu sebagai pesta demokrasi yang seharusnya diperuntukkan untuk rakyat, realitanya justru malah menjadi ajang pesta bagi para oligarki. 

Kuncarsono Prasetyo, selaku pengelola Lodji Besar juga menambahkan alasan mengapa wajah pemerintah sekarang ideal karena mereka piawai membangun presepsi. 

"Jauh sebelum kemerdekaan, masalah kita adalah ollgarki dengan kekuatan feodalisme dan kapitalismenya," ujar Prasetyo.

Adapun tanggapan dari Santoso, salah satu peserta Nobar, mengatakan bahwa kegiatan diskusi seperti ini penting bagi anak muda agar tidak buta terhadap politik.

"Jalan untuk mengubah keadaan dan ketidaksesuaian kepemimpinan ini adalah dengan menjadi politisi," ujar Santoso.(Elly, Sabil)

Editor: Alfian





0 Komentar