Spanduk Penolakan UKT Warnai Closing Ceremony PBAK 2018

Arrisalah Newsroom. Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) resmi ditutup pada Jumat (31/8). Di hari keempat pelaksanaan PBAK ini terlihat antusiasme peserta yang meningkat daripada hari-hari sebelumnya. Serangkaian acara digelar panitia guna memeriahkan penutupan orientasi Calon Mahasiswa Baru (Camaba) tersebut. diantaranya yakni tur lapangan untuk mengetahui apa saja yang ada di UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya hingga closing ceremony yang digelar serentak di Gedung Sport Center.

Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh Dinar, salah satu Camaba prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES) “kegiatannya sangat menyenangkan, karna hari ini materinya cuma satu, jadi nggak bosen. Ditambah lagi dapat banyak teman baru” ujarnya.

Ribuan peserta memadati Sport Center. Gedung serbaguna kebanggaan UINSA tersebut nampak penuh sesak dipadati Camaba dari seluruh Fakultas. Bahkan Gedung yang biasa digunakan untuk acara wisuda dan event olahraga tersebut nampak overload sehingga ada ratusan Camaba yang harus duduk di serambi depan Gedung
Selain dihadiri oleh Rektor UINSA beserta jajarannya, acara tersebut juga turut dihadiri oleh KH. D. Zawawi Imran, seorang penyair terkenal yang juga merupakan tokoh pemuka agama asal Sumenep Madura.

Dalam penyampaiannya, Beliau yang ditunjuk sebagai pembicara utama dalam acara penutupan tersebut menekankan pentingnya menjaga persatuan serta kesatuan bangsa sebagai wujud cinta tanah air, .“Tanah Air adalah sajadah, tempat kita bersujud kepada Allah. Maka harus kita jaga baik-baik anugerah Allah tersebut” tutur beliau.
Penyampaian beliau ditutup dengan pembacaan Puisi yang berjudul “Ibu”.Puisi tersebut merupakan karya monumental penyair yang dijuluki “Si Celurit Emas” tersebut. Puisi tersebut juga banyak mendapat penghargaan dan masih sering dibacakan dalam tiap acara hingga saat ini.

Selain itu, acara tersebut juga diisi dengan penandatangana deklarasi kampus bersih Narkoba. Selanjutnya acara ditutup dengan pengukuhan Mahasiswa Baru yang diwakili oleh Mahasiswa Baru dari masing-masing Fakultas oleh Wakil Rektor III, Ali Ma’sum.

Namun acara yang sedianya berlangsung kondusif tersebut sesaat setelah Warek III mengukuhkan Maba menjadi kurang kondusif. Ribuan Camaba yang memadati Gedung Sport Center serentak meneriakkan yel-yel penolakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang mahal. Selain itu terlihat spanduk berukuran besar di tribun selatan Sport Center yang bertuliskan penolakan UKT mahal yang dibentangkan oleh para Camaba.

Melihat situasi yang tidak kondusif tersebut kemudian panitia berusaha menenangkan keadaan agar lebih kondusif. Jajaran Rektorat dan panitia yang berada diatas panggung berusaha menenangkan dengan mengajak seluruh hadirin membaca sholawat untuk menenangkan situasi.
Perlahan situasi menjadi kondusif dan para hadirin, baik dari panitia maupun Camaba serentak bersholawat untuk menenangkan situasi. Namun tak lama kemudian situasi kembali tidak kondusif karena Camaba dari tribun atas kembali meneriakkan yel-yel penolakan kenaikan UKT.

Acara pun kemudian ditutup dan masing-masing Camaba dimohon keluar dengan tertib dari Gedung Sport Center. Kendati panitia telah menghimbau agar para Camaba tidak melakukan aksi serupa selepas upacara penutupan, namun ratusan Camaba tetap bersikukuh melakukan aksi dengan berdemonstrasi menyampaikan aspirasi di depan Gedung Rektorat. (ela/khs)

0 Komentar