Fasilitas Tak Mewadahi, Tenda Wukuf Jadi Solusi. Tepatkah?



Sudahkah anda menyimak berita yang kami unggah di Instagram? Nampak sekelompok mahasiswa terpencar dari barisannya. Hal itu dikarenakan, pihak PJ (Penanggung Jawab) kelompok menyuruh maba (Mahasiswa Baru) untuk berteduh. Meski begitu, mereka tidak nyaman dengan kondisi fasilitas yang disediakan. (Baca juga: https://www.instagram.com/p/B1IbF21po9h/?igshid=1m0n0w6wbcrfm)

Dani mengira, pada awalnya Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2019 akan dilaksanakan di Gedung Sport Center, “Kan gedungnya gede, saya kira di situ,” ujarnya. Ia mengeluhkan terkait tenda yang menjadi fasilitas tidak seperti yang diharapkannya pula, mahasiswa dari Hukum Tata Negara tersebut merasa suasana PBAK tidak kondusif.

Ia berharap agar PBAK di tahun depan jauh lebih baik lagi, "Dari segi penempatan,  jadwal molor,  ya dikonsep lagi dengan baik," harapnya.

(Doc. Arrisalah)

Senada dengan Dani, Lody maba Ekonomi Syariah juga merasakan hal yang sama. "Selama sarananya memadahi, ya nyaman. Tapi ini tidak merata. Jadi tidak nyaman," tuturnya setelah berpindah ke tempat yang lebih teduh. Ia juga mengeluhkan tidak bisa mendengar dengan jelas yang disampaikan saat Opening Ceremony lantaran terganggu dengan suara bisingnya kendaraan.

PBAK pada 2019 pelaksanaannya dilakukan secara serentak di halaman Twin Tower dengan diberi tenda berwarna putih layaknya  “Wukuf di Mina” seperti ungkapan salah satu  dosen UINSA yang diunggah di facebook.

Ma’shum selaku Ketua Panitia PBAK menyampaikan, "Hal itu berdasarkan evaluasi yang kami lakukan saat terjun di lapangan  tahun lalu, karena memang di antara mahasiswa yang menempati Auditorium atau Sport Center itu saling iri, untuk mengatasi hal itulah kami bersepakat untuk mengumpulkan satu  mahasiswa baru di halaman Twin Tower. Prinsipnya adalah panas satu ya panas semua, dingin satu ya dingin semua," terangnya. (Fat/Yaz)

0 Komentar