Sudah Diidentifikasi, Penyebab Atap Parkir Roboh Tak Kunjung Diketahui

(Doc. Arrisalah)

Rabu (4/9), terjadi musibah di gedung B Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, yakni runtuhnya ‘topi-topi’ atau atap parkir yang terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Salah satu saksi yang saat itu melihat kejadian tersebut menyatakan tidak ada korban jiwa.

“Namun, beberapa mahasiswa ada yang nangis bahkan pingsan. Soalnya, mereka hampir terkena runtuhan bangunan itu,” ujar Farai salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi.

Fajar selaku korban juga masih was-was terkait pemberian ganti rugi karena kendaraan yang ia bawa saat itu bukan miliknya, melainkan milik kakak tingkatnya yang berbeda universitas. 

Penyebab Runtuhnya ‘Topi-Topi’ Masih Belum Diketahui?

Pihak rektorat memberikan konfirmasi terakhir kepada kru Arrisalah, bahwa mereka telah melakukan 4 analisa yang kemungkinan menjadi penyebab runtuhnya ‘topi-topi’. Lebih lanjut, Indah Sulistyowati selaku Kepala Sub Bagian Barang Milik Negara mengatakan,

“Saya sudah ngecek sama SPI (Satuan Pengawas Internal) dan mereka melakukan hipotesa. Dugaan awal, galvalum terlalu tipis sehingga tidak bisa menopang genting, namun ternyata tidak karena galvalum yang digunakan sudah sesuai standar. Dugaan kedua, apakah titik tumpu bangunan tersebut keberatan, namun hal itu juga tidak, karena dari delapan titik hanya satu yang tidak runtuh. Jika ini dikatakan tidak kuat, ya harusnya runtuh semua secara simultan. Dugaan ketiga, apakah temboknya lapuk karena bangunan tersebut termasuk bangunan lama, namun ternyata tidak juga, karena temboknya masih kuat dan galvalumnya juga masih kuat menempel di tembok tersebut. Analisa terakhir, terkait rentang bangunan sepanjang 30 meter, apakah rentangnya terlalu panjang dan mengapa tidak dibuat rentang yang pendek lalu disambung dengan melakukan pengelasan. Kata pihak CV hal itu nantinya malah rentan keropos,” terang Indah.

Meski demikian, walaupun penyebab pasti dari runtuhnya bangunan ‘topi-topi’ tersebut belum jelas, pihak rektorat telah melakukan solusi untuk kedepannya. 

Pada hari itu juga, Rabu (4/9), pihak rektorat melakukan pertemuan dengan CV Daya Guna selaku kontraktor yang dipercayai UINSA untuk menggarap proyek tersebut. Dalam pertemuannya, telah disepakati terkait bentuk pertanggung jawaban yang secara penuh akan ditanggung CV Daya Guna. 

Mekanisme Ganti Rugi

Mekanisme ganti rugi pada kendaraan yang menjadi korban, diberi tenggang waktu oleh pihak rektorat selama 10 hari untuk pengumpulan data. Hal ini dilakukan agar pendataan lebih sistematis, 

“Kami juga sudah punya bukti berupa foto-foto sepeda motor beserta plat nomor. Saat kejadian, kita langsung ke sana dan mendata. Kita juga meminta scan STNK, KTM (Kartu Tanda Mahasiswa), nomor telepon pemilik kendaraan, dan juga kami list bagian mana saja yang mengalami kerusakan,” ungkap Ade Taufiqurrahman selaku Kepala Sub Bagian Rumah Tangga. Bagi mahasiswa baru yang saat ini belum mendapatkan KTM bisa menggunakan tanda pengenal lain seperti KTP.

(Doc. Arrisalah)

Pihak korban juga disarankan untuk memperbaiki kendaraannya ke dealer resmi, “Kalau Honda ya di Ahass, kalau Yamaha ya ke Yamaha. Biar bagus sekalian,” ucap Indah. 

Sampai sore tadi, data yang sudah diterima Ade terdapat 30 sepeda motor. Pihak CV Daya Guna berjanji akan mengganti kerusakan seratus persen dengan alasan yang rasional akibat musibah tersebut. Pihak rektorat akan membantu CV Daya Guna dalam pengumpulan data berupa nota dealer yang selanjutnya oleh pihak CV akan mengklarifikasi kembali terkait kebenaran nota tersebut.

Himbauan Rektorat Terhadap Pihak CV Daya Guna

Pihak rektorat menghimbau agar pihak CV Daya Guna mendiskusikan kembali apakah akan menggunakan material yang sama untuk pembangunan ulang.

Hal ini dikarenakan bangunan yang sudah dibangun sejak Juni 2018 belum sempat dilakukan audit oleh pihak auditor Badan Pemeriksa Keuangan dan auditor ahli bangunan. Pada Agustus 2019 lalu, baru saja dilakukan audit oleh pihak akuntan publik saja.

Saat dilakukan audit oleh auditor akuntan publik, tidak ada kejanggalan. “Kalo tahun lalu ketika sudah diaudit semua terkait bangunan yang ada di UINSA, semuanya aman,” pungkas Indah. (Aml/Bal/Vna)

0 Komentar