Pengamatan Fenomena Gerhana Matahari Cincin Di UINSA Surabaya


Doc. Arrisalah

Kamis Kliwon 29 Raabi’ul al-Akhir 1441 H atau bertepatan pada 26 Desember 2019, terjadi peristiwa langka berupa Gerhana Matahari Cincin (Annular). Ketampakan untuk melihat fenomena langka ini hanya bisa dilihat dari beberapa lokasi yang berada di Zona Cincin. Sementara untuk lokasi lainnya di seluruh Indonesia akan menyaksikan matahari tertutupi sebagian oleh bulan.
Doc. Arrisalah

Lokasi terjadi Gerhana Maratahari Cincin berada di Batam Kepulauan Riau (Tim Planetarium Jakarta), Singkawang Kalimantan Barat (BMKG Singkawang), dan Pontianak Kalimantan Barat (LAPAN BPAA Pontianak). Di Surabaya terjadi Gerhana Matahari Cicin sebagian saja, salah satunya di UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Gerhana Matahari terjadi saat bumi, bulan dan matahari benar-benar sejajar dalam satu garis lurus yang ditinjau dari garis persperktif tiga dimensi dengan bulan berada di antara bumi dan matahari.
UINSA juga mengadakan pengamatan fenomena Gerhana Matahari Cincin langka ini yang bertempat di halaman masjid Ulul Albab. Kegiatan ini diselenggarakan oleh prodi Ilmu Falak dari Fakulltas Syariah dan Hukum (FSH).
“Dari jam 8 pagi dibuka sambutan oleh kepala prodi Ilmu Falak dan Dekan FSH sekaligus membuka pameran yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Prodi Ilmu Falak. Untuk menunggu jam masuknya Gerhana Matahari Cincin, para peserta seminar dihibur dengan pameran tersebut. Gerhana Matahari Cincin ini awal terjadi pada jam 11:03;27, tengah 12:55;12 dan akhir 14:33;55 durasinya kurang lebih 03:30;28. Kemudian setelah selesai sholat dhuhur semua tim baik peserta maupun panitia melaksanakan sholat Gerhana Marahari. Untuk mensukses acara ini dengan cara menyebarkan pamflet-pamflet dan menyuru memposting di akun media sosial semua tim Hima Prodi Ilmu Falak,” terang Agil selaku ketua pelaksana.
Kegiatan dengan rangkaian yang cukup panjang tersebut juga mengalami beberapa kendala, namun kegiatan tersebut tetap berjalan dengan sukses, “Kendala mensuseskan acara ini yaitu kurangnya adanya koordinasi dari setiap anggota. Tetapi acara ini bisa dibilang sukses, karena acara ini juga pertama kali diadakan untuk Gerhana Matahari. Untuk Gerhana Bulan sudah pernah menyelenggarakan, tetapi tidak seramai ini karena terkendala oleh waktu malam. Untuk dana penyelengggaraan ini disupport langsung dari pihak Rektorat dan FSH. Tidak ada kendala dalam mencairkan dana tersebut,” lanjut Agil.
Terselenggaranya kegiatan tersebut dalam rangka mengenalkan masyarakat tentang adanya gerhana matahari, termasuk bagi mahasiswa yang mendapatkan mata kuliah di Prodi Ilmu Falak, serta menambah pengalaman untuk para panitia Hima Prodi Ilmu Falak.
Adanya sholat gerhana dalam rangkaian acara tersebut menurut Moh. Ali Aziz merupakan hal yang bagus, “Sholat gerhana itu pada zaman Nabi sudah ada, tetapi untuk sholat gerhana belum terlalu umum. Dulu di pondok pesantren saya tidak perna melaksanakan dan hari ini saya mengapresiasi yang dilakukan oleh teman-teman Hima Prodi Ilmu Falak ini. Banyak mahasiswa saya liat banyak yang belum terbiasa melaksanakan sholat gerhana. Gerhana Martahari itu tergantung mindset kita. Kalo saya menganut aliran optimisme. Kalo adanya Gerhana Matahari ini kita ditonjolkan pada rasa ketakutannya, seperti ada siksaan Allah jadi hati-hati. Kalo saya tidak, saya menganggap Allah itu Maha Kuasa, memutar matahari dari 10 juta lebih berat daripada bumi Allah bisa. Makanya, kita harus optimis. Sekarang matahari terbit, kemudian ternggelam. Jadi selama matahari itu ada siang malam, itu selalu ada harapan. Jika anda terpuruk tidak selamanya terpuruk. Pesan untuk dan harapan saya untuk UINSA harus menjadi pelopor untuk kedepannya,” pungkasnya.
Menurut Solahuddin Mahasiswa UINSA, “Saya mengapresiasi kegiatan yang diadakan Prodi Ilmu Falak ini, karena tidak semua tempat mengadakan hal-hal seperti ini dan kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat, karena bisa melihat Gerhana Matahari Cincin secara langsung dengan alat-alat modern saat ini,” ujar mahasiswa semester 1 tersebut. (Fan)

Reporter: Fani
Editor: Tiyaz

0 Komentar