BIMBINGAN HINGGA SIDANG SKRIPSI ONLINE di UINSA

(Doc. Google) 

Mahasiswa UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, khususnya mahasiswa tingkat akhir yang sedang dalam proses pengerjaan skripsi, menghadapi beberapa persoalan terkait bimbingan hingga sidang skripsi secara daring (online), di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Bimbingan hingga sidang skripsi secara daring ini sesuai dengan Surat Edaran Rektor UINSA Nomor 413 Tahun 2020 yang menyebutkan bahwasannya pembimbingan proposal skripsi, pelaksanaan ujian skripsi, tesis, dan disertasi dilaksanakan dengan sistem daring. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi media komunikasi seperti Google meet, zoom, e-mail, whatsApp, atau media sosial lain. 

Bimbingan dan sidang skripsi secara online kali ini merupakan yang pertama kali diterapkan di UINSA. Hal ini menyebabkan tidak sedikit mahasiswa tingkat akhir UINSA mengalami kesulitan dalam proses bimbingan, seperti susahnya menghubungi dosen pembimbing untuk konsultasi. Wulan Syarifah salah satunya, ia mengaku bahwa banyak hambatan yang dirasakan selama bimbingan daring. “Saya kan tinggal di desa, jadi sinyal di desa saya sulit, kuota internet yang sering habis dengan tiba-tiba apalagi saat ini uang saku dari orang tua juga berkurang. Menunggu balasan chat dari dosen yang lama juga jadi persoalan, mau spam chat takut ndak sopan” jelas mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) semester delapan tersebut. 

Hal yang sama juga dirasakan Lailatul Maghfiro, salah satu mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) semester 8. Hal yang memberatkan adalah karena ia mengambil penelitian yang mewajibkan observasi lapangan. Guna menyelesaikan tugas akhir, dirinya harus rela menunggu pandemi ini berakhir atau beralih metode penelitian menjadi kepustakaan. Hal itu merupakan pilihan terakhir, yang tentu saja akan sangat mempengaruhi tugas akhirnya. “Terpaksa saya datang ke tempat observasi, alhasil saya tidak menemukan apapun dan siapapun di sekolah. Sudah chat via whatsApp tapi tidak ada respon. Saya bingung sekali, apalagi sebentar lagi sudah mendekati ujian skripsi,” ungkap Firo.

Sementara itu, disamping banyaknya keluhan mengenai kuliah dan bimbingan skripsi sistem daring, hal ini juga memberi kemajuan dalam proses pembelajaran di UINSA. Salah satu dosen Fakultas Saintek dan Teknologi (FST) yang merasakan manfaatnya menjelaskan bahwa bimbingan dengan metode daring dinilai lebih efektif dengan skala 50:50 terutama dalam manajemen waktu. “Bisa menghemat waktu, tapi memang ada beberapa pembahasan yang yang lebih mudah untuk didiskusikan secara langsung” terang dosen asal Semarang tersebut. 

Yogo Risnandri, salah satu mahasiswa yang mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan ujian skripsi secara daring mengungkapkan pengalamannya. “Sebenarnya sistem seperti ini sudah jama’ ditemui di berbagai universitas, khususnya universitas luar negeri. Ada hikmah yang dapat diambil dari bimbingan dan ujian skripsi dengan sistem daring ini, yakni menjadi sebuah pionir atau suatu pembaharuan untuk sistem perkuliahan. Hal ini tentu harus dibarengi dengan penunjang seperti koneksi internet dan sebagainya” tutur mahasiswa yang pernah mengikuti program KKN Internasional di Belanda tersebut. Yogo juga berharap dengan adanya sistem daring saat ini membuat UINSA terus mengembangkan proses pembelajaran perkuliahan, seperti membuat platform khusus untuk mengadakan kursus secara online bagi mahasiswa sebagaimana universitas lainnya. (Ela) 

Pewarta: Ela
Editor: Dimas

0 Komentar