“GELAS TUA” (TIGA BELAS TUNTUTAN MAHASISWA) PENJEMPUT KEBIJAKSAAN REKTOR


(Doc. Lingkar Suara Mahasiswa)


Aksi demo diselenggarakan mahasiswa UINSA (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya) yang tergabung dalam LSM (lingkar suara mahasiswa) UINSA tepat di depan pintu masuk UINSA pada Kamis (9/7). Demo tersebut  merupakan lanjutan aksi daring di platform Twitter dengan tagar #UINSAGAGAL, yang sempat trending meramaikan sosial media. 

Dalam demonstrasi kali ini LSM UINSA membawa “GELAS TUA UINSA” (Tiga Belas Tuntutan Mahasiswa UINSA).

Bentuk tindak lanjut dari aksi tersebut terus dilakukan oleh LSM UINSA, terhitung sejak ditandatanganinya MoU pada hari Kamis (9/7). Rektor UINSA, Masdar Hilmy yang diwakili oleh Warek III sudah sanggup untuk merealisasikan hasil tuntutan mahasiswa dalam waktu dekat, namun hingga saat ini masih terdapat poin tuntutan yang belum terealisasikan. Ilham selaku koordinator LSM UINSA membeberkan hal tersebut ketika diwawancarai, “Hingga saat ini masih banyak poin tuntutan yang belum direalisasikan, yakni poin 1, 8, 11 dan 12, untuk poin 4, 9 dan 10 menunggu tanggal realisasi,” ungkapnya. Ilham juga mengatakan bahwasannya untuk poin 8 kurang disetujui pihak Rektorat kampus UINSA mengenai mahasiswa dengan kelompok UKT 6-7 dan Mandiri mendapatkan potongan sekaligus angsuran, dalam poin ini menurut pihak Rektorat, UINSA tidak menggunakan angsuran tetapi perpanjangan. Untuk itu beberapa mahasiswa yang ikut langsung menemui pihak terkait setuju dan tidak mempermasalahkan tetapi masih menunggu bagaimana konfirmasi pihak terkait tuntutan dalam poin tersebut.

Mahasiswa sangat menyayangkan tidak adanya transparansi dana kampus yang juga ada dalam tuntutan pada poin 12. Pihak UINSA hanya memberikan laporan berisi lima lembar, tentu hal ini tidak tidak sebanding dengan data keuangan kampus yang tentu dapat mencapai ratusan lembar. Beberapa poin lainnya yang belum terealisasi seperti halnya dengan poin 4 yang sudah mengkonfirmasi ke pihak terkait, namun jawabannya masih proses dan dari beberapa pihak terkait saat ditemui di kampus sejak hari Senin hingga Rabu tidak ada di ruangan.

Menurut Ilham, kampus UINSA seolah-olah enggan untuk menangani tuntutan mahasiswa, contohnya dengan komunikasi daring yang dipersulit dan pihak terkait sering menunda-nunda dengan dalih masih dalam proses, hal ini tentu tidak sesuai dengan adanya MoU yang sudah ditandatangani oleh pihak rektorat. “Pihak kampus seringkali melemparkan tanggung jawab dengan dalih ini bukan wewenang saya, dan di saat minta nomor telepon yang bisa dihubungi agar komunikasi lancar jika pihak terkait WFH (Work From Home) sangat dipersulit. Selain itu pihak terkait sudah sering menunda-nunda dengan kata ‘sabar masih kita proses’ namun nyatanya belum juga terealisasi,” ungkap Ilham.

Pihak LSM juga sudah menghubungi Ma’shum selaku Warek III, pasalnya dalam MoU yang bertindak sebagai atasan nama Rektor Warek III. LSM UINSA melaporkan beberapa kendala terkait masing-masing bidang yang menangani tuntutan tersebut lambat dalam menangani realisasi tuntutan mahasiswa yang sudah disetujui.

Penanganan yang lambat oleh pihak rektorat dalam hal ini khususnya Warek III, sangat disayangkan. “Pihak Warek III juga tidak mau tahu yang penting beliau sudah memerintahkan agar direalisasikan,” lanjut Ilham. 

Integritas pimpinan UINSA sangat dipertaruhkan dalam kondisi kali ini, apabila Rektor beserta jajarannya gagal untuk merealisasikan tuntutan yang telah ditandatangani secara langsung oleh Warek III, maka kredibilitas Rektor dan jajaran UINSA perlu dipertanyakan.(Shel)




Pewarta : Shelda Thifla Zahira
Editor: Dimas

0 Komentar