Izinkan Aku Bercerita tentang Negeri Teka-teki

 

(doc from google)

IZINKAN AKU BERCERITA
 TENTANG NEGERI TEKA-TEKI


Oleh: Raihan Abdullah Albantani



Negeri ini sudah tumbuh dan berkembang, tapi belum pernah maju.
Umurnya sudah melampaui setengah abad, tapi jalan dari kampung ke kota masih terhambat.
Perawatan si miskin dan si kaya masih diberi sekat.
Kasus-kasus yang berurusan dengan pemerintah dilupakan hingga berkarat.
Memang ‘tak salah jika gus mus menyebut negeri ini sebagai ‘negeri yang penuh teka-teki’.
 
Marsinah dinyatakan tewas di sebuah gubuk pematang sawah.
Apa ia tewas karena terjatuh? Atau ada seseorang yang membunuhnya?
Siapa yang membunuh mereka?
Setan, jin, atau binatang.
Marsinah hanya ingin mengembalikan haknya sebagai buruh yang ‘tak seberapa.
 
Dua belas tuntutan belum sempat tercapai, tetapi nyawanya sudah habis dibeli uang.
‘pun ketika atasannya ditetapkan sebagai tersangka,
Dapat terbebas begitu saja.
Berapa banyak uang yang ia keluarkan untuk terbebas dari hukum?
Cara apa yang dilakukannya untuk menutup kasus itu?
Satu kasus saja sudah banyak menimbulkan pertanyaan.
 
Memang yang miskin harta itu petani, pedagang dan nelayan,
Yang miskin hati itu para perancang dan pelaksana undang-undang.
Rumah bertingkat, apartemen di beberapa tempat,
Mobil berderet rapi di garasi, dana bansos ‘pun dikorupsi.
Inilah sebenar-benarnya orang miskin,
Kaya tapi melarat.
 
Lucunya negeriku,
Rakyat jadi pelayan; pejabat jadi majikan.
Realita menghunus batas.
Yang beruang dan berkuasa,
Ialah yang berada di puncak piramida negara.


0 Komentar