Bodoh


Sekian banyak isme, 
tak satupun yang tercapai.
Februari kian menjulang.
Perasaan diri haruslah gemilang.

Tapi diri juga seorang manusia.
Sungguh malang diri.
Berniat menjadi yang pertama.
Oh, diri yang malang. 
Diri yang pandai membuat tafsir akan badannya.

Wahai diri, ingatlah dalam pemikiran mu yang penuh isme itu. 
Semua makhluk memiliki sinarnya masing masing.
Bagai rasi yang di dalamnya tersusun Bintang-bintang.
Begitu pulalah kau, diri.

Mereka berkata "proses lebih penting daripada hasil".
Tapi, mereka pula yang merendahkan diri karena tak dapat memenuhi ekspektasi mereka. 

Diri, kau sendirian disini.
Jagalah badanmu.
Bagai tempat peribadahan yang tak dapat dilalui sembarangan makhluk.

Diri, kau ini istimewa. 
Bintang pun butuh waktu untuk memancarkan cahayanya yang sangat indah. 

Diri, prosesmu penentu kehidupan.
Lakukanlah segala hal tanpa harapan.
I believe in you, diri.

Sebuah puisi berjudul "Bodoh" oleh Yuliana Eka Putri, mahasiswi semester tiga prodi Ilmu Hukum.

0 Komentar