Tak Kunjung Tuntas, Aliansi Peduli UINSA Gelar Kembali Aksi Esok Hari

Aksi Aliansi Peduli UINSA menuntut rektorat | Foto: Herlina

Senin, (30/01/23) telah terjadi aksi demonstrasi di Gedung Rektorat UIN Sunan Ampel Surabaya. Aksi tersebut terjadi lantaran pihak Aliansi Peduli UINSA ingin meminta pertanggungjawaban terkait narasi "bagi yang tidak membayar UKT, silahkan mengurus cuti akademik". 

Dalam aksi ini, mengenai perizinannya telah mendapatkan izin dari pihak Polsek maupun rektor dan sudah masuk ke bagian umum, sehingga pihak Polsek memaksimalkan penjagaan dengan menugaskan kurang lebih 20 personil yang ditugaskan di beberapa pos.

Pada pamflet yang tertera, aksi dilaksanakan pukul 08.00 WIB. Namun, mengalami keterlambatan waktu 2 jam, sehingga dimulai pada pukul 10.00 WIB. Tidak hanya itu, aksi dari para demonstran tersebut juga menyalahi aturan karena menyebabkan kemacetan hingga pengguna jalan merasa terganggu. 

Para demonstran berkumpul di lokasi dan menyampaikan orasi kekecewaannya terhadap pihak rektorat sembari menunggu diperbolehkannya masuk ke dalam gedung tersebut.  Hingga tak lama kemudian, pihak rektorat mengunggah postingan mengenai revisi heregistrasi di akun Instagram resmi UINSA yakni dengan perpanjangan masa pembayaran UKT. Pada pukul 14.20 WIB, Prof. Muzaki, selaku Rektor UINSA mendatangi massa dan terjadilah negoisasi antara keduanya. 

Adapun dari seluruh poin yang diajukan adalah;

  1. Meminta pertanggungjawaban rektor secara moral (meminta maaf) dan klarifikasi atas narasi "bagi yang terlambat melakukan pembayaran UKT, silakan mengurus cuti akademik"
  2. Memperpanjang atas singkatnya kebijakan heregristasi pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) semester genap 2023.
  3. Membuka persyaratan permohonan penyesuaian tarif uang kuliah tunggal (UKT) atau Banding UKT
  4. Mempertimbangkan sistem pembayaran UKT secara angsur
  5. Mahasiswa semester akhir yang tuntas sks diberi potongan UKT 50
  6. Transparansi informasi pengelolaan UKT. 
Dari keenam poin tersebut hanya ada satu poin yang dipenuhi oleh pihak rektorat, tepatnya pada poin kedua. Tidak sampai di situ, pihak rektorat juga memberikan alternatif lain yakni peninjauan kembali terkait UKT yang bersifat indivudal dan lebih dirujuk kepada pendaftaran beasiswa, salah satunya UP Z yang diambil dari memotong gaji dosen.

Merasa tidak puas dengan hasil yang telah ditetapkan, para demonstran melakukan kembali aksinya dengan membacakan beberapa orasi dan berusaha untuk memasuki gedung rektorat. 

Merasa aksinya dicegah oleh pihak keamanan rektorat, kericuhan pun terjadi pada pukul 16.14 WIB hingga akhirnya mereka melakukan penyegelan terhadap gedung rektorat UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembubaran aksi pun terjadi pada pukul 17.5 WIB.

Selain itu, jurnalis Arrisalah juga mewawancarai beberapa pihak terkait terhadap demontrasi tersebut. Seperti alasan apa yang membuat peserta demo ikut tertarik untuk turut turun, "Karena tertarik untuk melihat, bagaimana aksi mahasiswa melakukan demo kepada rektor dan bagaimana tanggapan rektor terhadap aspirasi mahasiswa" ucap Eyca.

Keluhan juga disampaikan secara spesifik  oleh Daffa dari Fakultas Syariah dan Hukum, "Mengenai deadline pembayaran begitu cepat, dan juga keterlambatan surat edaran yang telat diberikan kepada dekan. Sehingga pihak mahasiswa telat mengetahui info tersebut," tanggapnya.

Namun, antusiasme mereka agar terpenuhinya tuntutan poin aksi demo tidak hanya sampai pada hari ini saja, akan tetapi aksi gugatan ini dilanjutkan pada esok hari. (Naura, Tivani)

Editor: Arbi

0 Komentar