Arrisalah Newsroom- Kamis (6/12)
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melakukan acara seminar di gedung Rektorat
lama lantai 2 UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Acara tersebut diselenggarakan
oleh Baznas bekerja sama dengan para mahasiswa penerima Beasiswa Cendekia
Basnaz (BCB).
Dalam acara
seminar yang mengusung tema Implementasi Zakat Produktif dalam Menghadapi
Tantangan Industri 4.0 tersebut menghadirkan beberapa narasumber yang
berkompeten dalam dunia manajemen zakat, yakni H. Abd. Salam Nawawi, selaku Ketua
Baznas Jatim serta Abdul Hamid Hassan, selaku Administrasi Umum dan SDM Baznas
Jatim.
Selain
memberikan beasiswa kepada para Mahasiswa, Baznas Jatim selaku badan pengelola
zakat di wilayah Jawa Timur juga membuka kesempatan bagi para mahasiswa yang
ingin menambah pengalaman seputar dunia zakat dan sosial kemasyarakatan.
"Mahasiswa
yang magang di Baznas itu selain memperbagus nilai, mereka juga punya jiwa
sosial yang tinggi" tutur Abdul Hamid Hassan.
Dalam
penyampaiannya, beliau juga mengklarifikasi mengenai banyaknya isu negatif terkait
pendanaan Baznas. Diantaranya tentang petugas Baznas yang kerap kali tertangkap
awak media menggunakan kendaraan mewah untuk pendistribusian zakat.
Mengenai
perihal tersebut beliau menyampaikan "Bagaimana mungkin kami pakai mobil
rongsokan jika pendistribusian zakat didaerah gunung ya mobilnya bakal mundur
dan malah jadi celaka. Dana operasional Baznas itu dari infak operasional"
Ujarnya.
Abdul Salam
Nawawi menambahkan bahwa untuk menjaga kepercayaan orang yang membayar zakat (muzakki), selalu dilakukan dua audit yaitu audit
syariah dan keuangan yang masing-masing diawasi oleh Kementrian Agama (Kemenag).
Di sela-sela
materi, Abdul Hamid juga menyampaikan candaan seputar pekerjaan sosial di
Baznas. Diantaranya mengenai banyaknya masyarakat yang berharap bisa masuk
Baznas karena dianggap seperti kerja kantoran. “Jangan berharap jadi PNS jika
masuk Baznas” ujarnya.
Beliau juga
menyampaikan bahwa filosofi dari sedekah adalah tangan kanan memberi, namun tangan
kiri tidak tahu. Bukan berarti tangan kiri disembunyikan ke belakang agar tidak
tahu. Melainkan, sedekah itu diberikan kepada lembaga amal agar disalurkan pada
orang yang berhak menerima. (fat)
0 Komentar