Nama Kartini menjadi senter di antero
nusantara ini, sebab banyak wanita
mengelukan namanya. Ia merupakan wanita kuat yang berani melawan arus-arus opini
publik, arus kultur dan arus ortodoks adat setempat.
Kegigihan perjuangannyna membuat ia mampu menerjang kegelapan, kehitaman dengan
berlari hingga menemukan titik terang, seperti kumpulan surat yang ditulis oleh
Kartini yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Kartini hadir saat strata sosial wanita begitu rendah. Ia melawan dan meminta haknya memperoleh
kedudukan dan kesempatan yang sama dalam status sosial 'Emansipasi Wanita', setiap tanggal 21 April
diperingati sebagai Hari Kartini untuk memperingati
sosok revolusioner mental perempuan.
Kartini, Membaca dan Menulis
Kartini melakukan perlawan melalui sebuah tindakan yang membangkitkan
semangat literasi. Ia salah satu wanita yang kagum pada prospek pemikiran Eropa,
ia berinisiatif untuk memajukan perempuan pribumi yang ada pada status sosial yang
rendah.
Melalui literatur yang dibacanya yakni Surat Kabar Semarang de Locomotief dan Lee Stommel. Kartini pun mulai beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat dalam
majalah wanita De Hollandsche Lelie.
Perhatiannya tak hanya hanya
memperjuangkan emansipasi wanita, tetapi juga masalah sosial yang memperjuangkan
kebebasan, otonomi, dan persamaan hukum. Pada usia 20 tahun, Kartini telah membaca beberapa karya
yang kental akan ilmu pengetahuan dan perlawanan.
Judul buku yang ia baca di antaranya Max Havelaar, Surat Cinta
Multatuli, de Stille Krancht (Kekuatan Ghaib), beberapa karya yang ditulis oleh
Louis Coperus dan Van Edden. Kegemarannya dalam dunia literasi, ia pun menulis surat kepada
teman-temannya, salah satunya Rosa Abendanon yang sangat mendukungnya.
Dalam surat tersebut, tertuang idealisme,
kondisi sosial perempuan, keluhan serta gugatan yang menyangkut budaya Jawa
yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan saat itu.
Karya-karyanya terkumpul dalam buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang,
Aku Mau Feminisme
dan Nasionalisme, dan Lentera
of a Javanase
Princess.
Berkat kegigihan dan ketajaman pena, ia dapat melawan
pendapat yang kolot dan adat yang using. Wanita pun juga mempunyai pemikiran yang cemerlang dan
perjuangan Kartini pun akan selalu dikenang, karena ia menulis. Sudahkah kita
menulis? Sudahlah, buktikan dengan ketajaman penamu.
Penulis: Ody
Desain
Ucapan: Kosim
0 Komentar