Sebagian Dosen FSH UINSA Tetap Gelar Perkuliahan di Tengah Pengalihan ke Katalis Festival 2025

Seminar Katalis FSH 2025 | Dokumentasi Panitia Katalis

Arrisalah— Sejumlah dosen Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan Ampel Surabaya tetap melaksanakan kegiatan perkuliahan di tengah kebijakan pengalihan kuliah ke kegiatan Katalis Festival 2025. Padahal, pihak fakultas telah menerbitkan dua nota dinas (nodin) yang menganjurkan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Nota dinas pertama terbit pada Senin (3/11), memberikan izin kepada mahasiswa baru angkatan 2025 untuk menukar jadwal kuliah dengan kegiatan pembukaan Katalis Festival. Sehari kemudian, fakultas menerbitkan nodin susulan yang memperluas izin tersebut bagi seluruh mahasiswa FSH.

Katalis Festival 2025 merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-60 Fakultas Syariah dan Hukum yang berisi seminar, penampilan teater, serta berbagai lomba antar program studi.

Meski demikian, beberapa dosen tetap melaksanakan perkuliahan seperti biasa. Salah satunya Marli Candra LBB (Hons), M.CL., yang mengaku tetap mengajar pada Kamis (6/11). Ia menilai keputusan tersebut diambil agar mahasiswa tidak terbebani dengan jadwal pengganti atau tugas tambahan.

"Saya khawatir tidak punya waktu untuk membuat kelas tambahan lainnya, " ujar Marli. 

Ia juga menilai bahwa kegiatan seminar dalam Katalis Festival belum tentu sepenuhnya menggantikan kebutuhan akademik mahasiswa.

"Apakah kegiatan itu sudah sesuai dengan yang dibutuhkan mahasiswa, atau mereka hanya datang karena ada nodin?" tambahnya. 

Menanggapi hal tersebut, Wakil Dekan III FSH, Mahir, M.Fil.I., menjelaskan bahwa pengalihan perkuliahan bersifat anjuran, bukan kewajiban.

"Untuk semester tua itu tidak terlalu diwajibkan, kalau untuk semester awal memang dianjurkan" ujarnya.

Mahir menambahkan, penerbitan dua nota dinas secara terpisah dilakukan karena keterbatasan kapasitas auditorium.

"Awalnya hanya untuk mahasiswa baru, tapi karena kursinya masih banyak kosong akhirnya diperluas untuk seluruh semester" jelasnya.

Sementara itu, Ryan Adesakti, Ketua Pelaksana Katalis Festival 2025, mengakui jumlah peserta belum sesuai harapan. Ia berharap koordinasi antara dosen dan mahasiswa dapat lebih solid ke depan agar kegiatan semacam ini bukan hanya sekadar formalitas.

Menurutnya, Katalis telah dirancang sebagai ruang belajar alternatif yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.

"Kami bikin seminar bukan sekadar ada, entah kami yang kurang mendesain dengan menarik, atau teman-teman yang kurang minat, kami butuh masukannya.”

Kebijakan tersebut menimbulkan beragam tanggapan dari mahasiswa. Mimi, mahasiswa Hukum Keluarga Islam (HKI) semester 5, menyayangkan keterlambatan terbitnya nodin bagi mahasiswa angkatan atas.

"Sebenarnya hari pertama pengen ikut, tapi ada mata kuliah," katanya. 

Sementara itu, Arya (nama samaran), mahasiswa Hukum Pidana Islam (HPI) semester 5, mengaku hanya hadir sebentar dalam kegiatan tersebut untuk memenuhi absensi kuliah yang dialihkan.

"Sebagian seminar Katalis rasanya belum nyambung sama kebutuhan akademik kami," ujarnya.

Ia menilai, mengganti jadwal kuliah dengan kegiatan Katalis Festival kurang relevan bagi mahasiswa tingkat akhir."Kalau sampai tidak ada kuliah, rasanya kurang worth it, " pungkasnya.(Izza,Najma)

Editor: Raka

0 Komentar