Belasan Mahasiswa Menduga Pemberian Gelar Honoris Causa untuk Soekarwo Terdapat Unsur Politik

 (Doc. Istimewa)


Belasan mahasiswa UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pro Demokrasi menggugat dan menolak penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Soekarwo, mantan gubernur Jawa Timur, yang akrab dengan sapaan Pak Dhe Karwo.

Mereka menggelar aksi di depan Gedung Rektorat, Selasa (26/3) dengan berorasi serta membawa spanduk yang di antaranya bertuliskan, “Aliansi Mahasiswa Pro Demokrasi Menolak Dan Menggugat Pemberian Gelar Doktor Honoris Causa Kepada Soekarwo”, “Cacat Substansi dan Moralitas”, “Kampus UINSA Adalah Benteng Moral”.

Mahasiswa menuding bahwa keputusan tersebut bernilai politik antar kedua pihak, “Pemberian gelar ini bernilai politik,” Ucap Ghofari, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam Aliansi Mahasiswa Pro Demokrasi.






Crew Arrisalah saat mewawancarai Rektor UINSA
(Doc. Arrisalah)


Hal ini memancing mahasiswa untuk mempertanyakan transparansi terhadap keputusan rektor sehingga mereka mengajukan tiga tuntutan. “Pertama, melawan dan mempertanyakan kontribusi Soekarwo dalam bidang pendidikan agama Islam. Kedua, meminta transparansi proses pemberian gelar Doktor kehormatan ini (red. Doktor Honoris Causa). Ketiga, meminta rektor UINSA membatalkan SK (Surat Keputusan) pemberian gelar Doktor kehormatan kepada Soekarwo”. papar Ery selaku Koordinator Lapangan aksi

Tanggapan Masdar Hilmy selaku rektor pada saat ditemui crew Arrisalah memaparkan beberapa tanggapan terkait adanya aksi tersebut, beliau menganggap bahwa adanya aksi tersebut adalah hal yang wajar, karena mahasiswa dituntut untuk kritis. Hanya saja beliau sangat menyayangkan adanya aksi tersebut tidak melakukan audiensi terlebih dahulu, “Ya yang sangat disayangkan dari mereka adalah tidak mengadakan audiensi  dulu,” keluhnya.

Beliau juga membantah tudingan mahasiswa bahwa beliau dan pihak kampus tidak terlibat unsur politik, namun murni dari adanya pertimbangan akademik mengingat kontribusi Soekarwo sangatlah besar khususnya pada saat menjabat Gubernur Jawa Timur selama 2 periode, telah menginisiasi Program Bantuan Operasional Daerah Madrasah Diniyah (BOSDA MADIN) dan pengembangan guru Pendidikan Agama Islam yang mana dirasa outcome dari program tersebut luar biasa.

“Sekarang guru MADIN setidaknya S1 dan mendapat tunjangan yang besar, jadi sangat pantas pakdhe Karwo mendapat gelar Doktor Kehormatan di UINSA,” pungkas Masdar Hilmy.

Karena hal tersebutlah beliau setuju terhadap pemberian ini, “Jika saya tidak setuju dengan pemberian Doktor Honoris Causa, maka saya tidak mengakui terhadap prestasi pak Karwo”, tegasnya.

Namun berbeda dengan Ery dan mahasiswa yang lain menganggap bahwa hal tersebut dirasa biasa saja, “Bantuan tersebut sebenarnya tidak istimewa, sama dengan bantuan yang ada di daerah-daerah lainnya,” terang Ery. (dy)

0 Komentar