Mengenang Kembali Ledakan Kilang Minyak Balongan Indramayu

 




Mengenang Kembali Ledakan Kilang Minyak Balongan Indramayu

Opini

Kebakaran kilang minyak Balongan Indramayu yang sempat menggemparkan media beberapa waktu lalu, dimana merupakan salah satu kilang menyak terbesar di Indonesia itu habis dilahap api pada Senin dini hari (29/3/2021). Kilang minyak itu memliki kegiatan bisnis utama yaitu mengolah minyak mentah dari duri dan minas menjadi BBM (Bahan Bakar Minyak), non BBM, dan petrokimia. Kilang minyak ini beroperasi pada 1994, dan kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina (Persero). Lantas apa yang menjadi penyebab dari kebakaran tersebut?

Menurut sumber Liputan6.com pada tanggal 29 Maret 2021 masih belum diketahui apa penyebab dari kebakaran itu namun saat ini masih dalam investigasi, adapun isu hal ini akibat sambatan petir. Kepala Pusat Penelitian Petir (Lightning Research Center/LRC) Sekolah Teknik Elektro & Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor Reynaldo Zoro menyebutkan petir memungkinkan menjadi penyebab terbakarnya tangki. Mari kita bicarakan apakah petir benar-benar bisa menjadi penyebab terbakarnya tangki? perlu diketahui petir merupakan penyebab umum yang dimana sebuah benda atau lahan dapat terbakar, apa lagi dalam tangki tersebut terdapat bahan bakar dan oksigen. Oksigen itu timbul dikarenakan adanya lubang di dalam tangki tersebut. Anggota Ombudsman Repubik Indonesia Hery Susanto mengatakan ada lima poin penting dari hasil penyelidikan Ombudsman RI, antara lain:

1.      Penyebab terjadinya insiden kebakaran empat tangki Pertamina sampai saat ini masih dalam proses investigasi, baik dari internal Pertamina yang melibatkan pihak independen dan Bareskrim Polri.

2.      Telah dilakukan upaya penanganan oleh Pertamina sebelum dan sesaat setelah kejadian, termasuk kebutuhan pengungsi berupa logistik dan kesehatan, baik fisik dan psikologis.

3.      Keluhan masyarakat pada saat sebelum kejadian kebakaran kilang minyak tersebut tidak direspons oleh PT Pertamina dan tidak ada keterbukaan informasi mengenai kondisi kilang minyak Balongan PT Pertamina pada saat sebelum kejadian yang dialami.

4.      Tidak ada mekanisme mitigasi bencana karena "gagal teknologi" yang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu.

5.      Insiden kebakaran Pertamina tidak memengaruhi pasokan BBM. Dari 71 tangki yang ada, hanya empat terbakar dengan kapasitas 7% dari seluruh BBM yang dihasilkan di Kilang Balongan.

    Sampai saat ini masih belum ditemukan apa yang menjadi penyebab pasti kilang minyak itu terbakar, investigasi akan dilakukan paling lama adalah tiga bulan dan akhir batas itu pada akhir mei yang dimana semua penyebab harus jelas dikarenakan banyaknya kerugian yang ditanggung, penyebab ini bisa jadi sengaja tidak bisa dikuakkan atau akan berakhir abu-abu karena adanya beberapa kemungkinan. Salah satu kemungkinannya ialah ada campur tangan  petinggi yang terlibat sehingga ada kemungkinan kasus ini penyebabnya sulit untuk dikuakan. Jika penyebab ini sesuai dengan pernyataan apa yang dikatakan Profesor Reynaldo Zoro maka itu merupakan takdir dari tuhan dan bisa saja adanya kelalaian dari pegawai yang tidak mengetahui adanya lubang ditangki itu.

Penulis: Resti Tri Andini (Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah UINSA)

0 Komentar